Makalah
Di
ajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Fisika Inti
Dosen Pengampu: Wiwis Sasmitaning Hidayah, M.Si.
Oleh:
M. Syifauddin (11640007)
Lailatul Maghfiroh (13640046)
Fitriana Latifatul Wahidah (13640049)
Meyldha
Lukkyana Sari (13640061)
JURUSAN
FISIKA
FAKULTAS
SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2015
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi kian melesat dengan cepat. Semakin kita tidak peduli dengan
ilmu pengetahuan yang berkembang dengan cepat (baik dengan berbagai alasan)
maka semakin cepat kita menjadi manusia
kuno di jaman modern ini. Istilah kurang gaul mungkin akan
melekat pada nama kita. Jika ingin itu
terjadi pada diri kita, maka mulailah
bergaul dengan ilmu pengetahuan dan teknologi serta fahami bahasa ilmu alam
yang digunakan.
Untuk mengikuti ilmu
pengetahuan yang terus berkembang tidak hanya cukup dengan membeli peralatan
canggih dan praktis serta
memasang di rumah kita. Melainkan
konsep-konsep pembangun dalam teknologi itu harus kita fahami jika kita tidak ingin
mudah untuk ditipu dengan berbagai alat modern yang sebenarnya dapat kita buat
sendiri.
Ilmu pengetahuan dan
teknologi yang ada saat ini merupakan hasil perpaduan berbagai disiplin ilmu.
Khususnya ilmu alam yang sangat fundamental dalam kehidupan kita. Terlepas dari
anggapan sebagian orang yang berpendapat bahwa ilmu yang pertama kali lahir
adalah ilmu kimia. Kimia memang memegang tongkat dasar dari teknologi. Tidak
dapat kita pungkiri alat-alat modern yang kini muncul didepan kita sebagian
besar muncul berkat konsep dasar ilmu Kimia.
Dimulai dari jaman
Aristoteles sampai jaman Einstein, Fisika telah berkembang dan memegang peranan
penting bagi kehidupan manusia. Sampai
pada batas imajinasi manusia yang terletak pada materi ultra mini yang disebut
dengan atom.
Untuk itu kita perlu mempelajari beberapa tentang atom dan inti atom. Maka
dari itu untuk mengetahui pengertian kestabilan inti atom, energi ikat inti
stabil, rumus empiris weiszacker dan bagian-bagian partikel elementer
ditulislah makalah ini yang berjudul “Kestabilan Inti Atom, Energi Ikat Inti Stabil, Rumus
Empiris Weiszacker Dan Partikel Elementer.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Apa Pengertian
Kestabilan Inti Atom?
2.
Bagaimana Energi
Ikat Inti Stabil?
3.
Bagaimana Rumus
Empiris Weiszacker?
4. Apa Sajakah Bagian-bagian Partikel Elementer?
1.3 Tujuan
Tujuan ditulisnya
makalah ini yaitu supaya dapat:
1.
Mengetahui
Kestabilan Inti Atom
2.
Mengetahui Energi
Ikat Inti Stabil
3.
Mengetahui Rumus
Empiris Weiszacker
4.
Mengetahui Bagian-bagian
Partikel Element
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 KESTABILAN INTI ATOM
A. Pengertian kestabilan Inti
Inti menepati bagian yang sangat
kecil dari volume suatu atom, tetapi mengandung sebagian besar massa dari atom
karena baik proton maupun neutron berada didalamnya. Dalam mengkaji stabilitas
inti atom, ada baiknya kita mengetahui tentang kerapatannya, agar kita
menyadari betapa rapatnya semua partikel itu dikemas. Sebagai contoh
perhitungannya kita asumsikan bahwa uatu inti mempunyai jari-jari 5 × 10
̄ ³ pm pada massa 1 × 10 ̄ ²² g. Angka-angka ini kira-kira sama dengan inti
atom yang mengandung 30 proton dan 30 neutron. Kerapatan yang sangat tinggi
dari inti membuat kita ingin tahu apa yang membuat pratikel-pratikel tersebut
begitu rapat .
Interaksi saat elektrolisis
diketahui bahwa muatan sejenis saling tolak dan muatan tak sejenis saling
tarik. Tentu kita akan menduka bahwa proton-proton akan saling tolak sangat
kuat, terutama mengingat letak mereka yang begitu berdekatan. Dan memang
demikianlah adanya. Namun, selain tolakan , ada juga tarik-menarik jarak pendek
antara proton dan proton, proton dengan neutron, dan neutron dan neutron.
Satabilitas semua inti ditentukan oleh selisih antara tolakan elektrolistik dan
tarikan jarak pendek.Jika tolakan melampaui tarikan, inti terdisintegrasi
(meluruh), memancarkan partikel dan/atau radiasi. Jika tarikan melampaui
tolakan, inti menjadi stabil .
Inti stabil adalah inti yang tidak
dapat secara spontan meluruh atau berubah.Definisi kestabilan yang lebih
mengkhusus adalah kemampuan inti meluruh dengan jenis peluruhan tertentu.
Sebagai contoh, tidak dapat meluruh secara spontan dengan mengemisikan b-
atau b+. Agar proses peluruhan tersebut terjadi, maka ke dalam
sistem tersebut harus diberikan energi. disebut mempunyai kestabilan b.
Tetapi U tidak stabil terhadap peluruhan alfa (a) karena dapat
mengemisikan partikel a secara spontan disertai pelepasan energi sebesar
1,27 MeV per nukleon, dimana energi tersebut hampir semua berupa energi kinetik
partikel a. Disamping itu dapat secara spontan membelah menjadi dua inti
yang lebih kecil yang ukurannya hampir sama dengan membebaskan energi sekitar
200 MeV. Kestabilan inti terhadap jenis peluruhan tertentu dapat diketahui
dengan memperhatikan massa total inti mula-mula dengan massa total inti hasil.
Jika perubahan inti berlangsung eksotermik (perubahan spontan), maka massa
total hasil harus kurang dari pada massa total inti mula-mula. Misalnya,
tidak dapat secara spontan mengemisikan partikel a. Oleh karena massa
hasil (yaitu massa + massa ) lebih besar dari pada massa
dengan perbedaan sekitar 9,105 .s.m.a atau sebesar 8,481
MeV(Fitiani,2011).
Kestabilan inti tidak hanya dipengaruhi oleh angka banding
proton-neutron, tetapi dipengaruhi juga oleh genap-ganjilnya jumlah proton dan
neutron di dalam inti.Berdasarkan ganjil-genapnya jumlah proton dan neutron,
inti diklasifikasikan menjadi inti genap-genap (artinya jumlah proton genap dan
neutron genap), ganjil-genap, genap-ganjil, dan ganjil-ganjil.Nuklida yang
paling stabil adalah nuklida tipe genap-genap, yang paling tidak stabil adalah
tipe ganjil-ganjil. Nuklida tipe genap-ganjil dan ganjil-genap kestabilannya
hampir sama dan terletak antara kestabilan nuklida genap-genap dan
ganjil-ganjil. Perbedaan kestabilan keempat tipe nuklida tersebut juga tampak
dari jumlah nuklida stabilnya di alam.Nuklida stabil untuk tipe genap-genap
jumlahnya adalah 157, tipe genap-ganjil 55, tipe ganjil-genap 50, dan tipe
ganjil-ganjil 4. Nuklida tipe ganjil-ganjil umumnya selalu tidak stabil
terhadap peluruhan b; .hanya ada empat yang stabil terhdap peluruhan b yaitu 2H,
6Li, 10B, dan 14N.
Kestabilan inti berdasar genap-ganjilnya jumlah proton dan
neutron, dapat dijelaskan dengan asumsi bahwa energi dibebaskan (kestabilan
bertambah) jika 2 nukleon dengan tipe sama bergabung bersama membentuk
pasangan. Di dalam inti tipe genap-genap, semua nukleon berpasangan.Di dalam inti
tipe genap-ganjil dan ganjil-genap pasti ada 1 nukleon yang tidak punya
pasangan.Ketidak-stabilan terbesar dari inti ganjil-ganjil karena pasangan
tidak terjadi antara neutron dengan proton. Jika proton dengan neutron dapat
berpasangan mestinya kestabilan inti ganjil-ganjil sama besarnya dengan
kestabilan inti genap-genap.
B. Faktor Penentu Kestabilan Inti
Faktor utama yang menentukan suatu
inti satabil atau tidak ialah perbandingan neutron-terhadap-proton (n/p).Atorm
stabil dari unsur yang mempunyai nomor atom rendah rendah, nilai n/p mendekati
1.Meningkatnya nomor atom, perbandingan neutron terhadap proton dari inti
stabil menjadi lebih besar dari 1.Penyimpangan pada nomor-nomor atom yang lebih
tinggi ini muncul karena dibutuhkan lebih banyak neutron untuk melawan kuatnya
tolak-menolak pada proton-proton ini dan menstabilkan inti. Kestabilan inti
tidak dapat di ramalkan, namun ada beberapa aturan berikut yang berguna dalam
mempredeksi stabilitas inti adalah (Chang,2003) :
a. Inti yang mengandung 2, 8, 20, 50,
82, atau 126 proton atau neutron biasanya lebih stabil dibandingkan inti yang
jumlah proton atau neutronnya bukan inti. Contohnya, ada 10 isotop stabil timah
(S2 ) dengan nomor atom 50 dan hanya 2 isotop stabil antimony (Sb) dengan nomor
atom 51. Bilangan 2, 8, 20, 50, 82, dan 126 dinamakan bilangan ajaib. Pengaruh
bilangan ini untuk stabilitas inti sama dengan banyaknya elektron untuk gas
mulia yang sangat stabil (yaitu 2, 10, 18, 36, 54, dan 86 elektron).
b. Inti dengan bilangan genap proton
dan neutron biasanya lebih stabil dibandingkan apabila keduanya memiliki
bilangan yang genap. (Tabel.1)
Jumlah Isotop Stabil
dengan Bilangan Proton dan Neutron yang Genap dan Ganjil
|
||
Proton
|
Neutron
|
Banyaknya Isotop
Stabil
|
Ganjil
|
Ganjil
|
4
|
Ganjil
|
Genap
|
50
|
Genap
|
Ganjil
|
53
|
Genap
|
Genap
|
164
|
c. Semua isotop dari unsur-unsur dengan
nomor atom lebih besar dari 83 bersifat radioaktif. Semua isotop tiknetium (Tc,
Z = 43) dan prometium (Pm, Z=61) adalah radioaktif.
d. Kestabilan inti dapat dikaitkan
dengan perbandingan neutron-proton. Teori pasangan neuklon Nullida yang tidak
stabil akan selalu meluruh. (memancarkan partikel) untuk mencapai kestabilan
agar energy ikat rata-rata nuklonnya bertambah energi rata-rata itu berbeda
antara satu nuklida dengan yang lainnya. Yang menarik adalah adanya
puncak-puncak pada 4He, 12C, 16O, 10Ne dan 24Mg). berarti nuklida tersebut
mempunyai energi ikat rata-rata lebih besar daripada nuklida didekatnya,
dengan memperhatikan nukleonnya, 4H (2p-2n), 12C (60p-6n), 160 O(8p-8n) dan
seterusnya mempunyai proton dan neutron genap. Dengan kata lain kestabilan inti
ditentukan oleh genap atau ganjilnya proton dan neutron ini didukung oleh fakta
bahwa lebih dari setengah jumlah nuklida yang stabil mempunyai proton dan
neutron genap.
C.
Pita Kestabilan
Pita kestabilan inti hanya merupakan
informasi untuk mengetahui kestabilan inti secara eksperimen.Misalnya ingin
mengetahui kestabilan 22Na dan 23Na, kita harus melihat
tabel itu.Kita tidak bisa hanya melihat jumlah proton dan neutron yang ada di
dalam nuklida itu atau nilai angkabandingnya. Jika berpedoman pada jumlah
proton dan neutron atau nilai angkabandingnya, maka kita akan terperangkap.
Sebagai contoh berdasarkan angkabanding jumlah proton dan neutron, 22Na
merupakan nuklida yang stabil karena angkabanding proton terhadap neutronnya
sama dengan satu, dan 23Na merupakan nuklida tidak stabil.
Kenyataannya (fakta empiris) menunjukkan bahwa garis kestabilan melalui 23Nadan
tidak melalui 22Na. Jadi 23Nastabil dan 22Na
tidak stabil dengan memancarkan b+ karena berada di atas garis
kestabilan (Fachrudin,2014).
Grafik antara banyaknya neutron
versus banyaknya proton dalam berbagai isotop yang disebut pita kestabilan
menunjukkan inti-inti yang stabil. Inti-inti yang tidak stabil cenderung untuk
menyesuaikan perbandingan neutron terhadap proton, agar sama dengan
perbandingan pada pita kestabilan. Kebanyakan unsur radioaktif terletak di luar
pita ini (Fachrudin,2014).
Bila dibuat grafik perbandingan jumlah
proton dan jumlah neutron dari isotop unsure-unsur, akan diperoleh suatu pola
di mana isotop-isotop stabil terletak di dalam suatu daerah berbentuk pita.
Daerah keberadaan isotop-isotop stabil dalam grafik ini disebut pita
kestabilan. Jadi, isotop yang berada di luar pita kestabilan akan bersifat
radioaktif. Meskipun demikian, ditemukan pula beberapa isotop di dalam pita
kestabilan yang bersifat radioaktif (Fachrudin,2014)
Berikut ini merupakan grafik pita
kestabilan
1. Isotop Inti Ringan di Atas Pita Kestabilan
Untuk mencapai pita kestabilan, pada
isotop dengan jumlah proton < 83 yang berada di atas pita kestabilan atau
memiliki neutron lebih banyak daripada proton, dapat dilakukan dengan cara,
yaitu.
a.
Pemancaran
Partikel Proton
Kelebihan
neutron akan diubah menjadi proton agar stabil, seperti persamaan berikut:
01n
->+11p + -10e
Contoh:
614C
->714N + -10e
b.
Pemancaran
Partikel Neutron
Jika inti
atom memancarkan partikel neutron, berarti terjadi pengurangan nomor massa,
sedangkan nomor atom tetap.
Contoh:
53137I
->53136 + 01n
Proses ini jarang terjadi di alam.
2.
Isotop Inti Ringan di Bawah Pita Kestabilan
Isotop-isotop ini memiliki
kecenderungan untuk mengurangi protonnya dengan cara sebagai berikut.
a.
Pemancaran Partikel Positron
Pada
pemancaran positron, proton berubah menjadi neutron, ditunjukkan oleh persamaan
berikut.
11p
->01n + +10e
Pembebasan positron oleh sebuah inti
atom akan menyebabkan nomor atom berkurang satu, tetapi nomor massa tetap.
Contoh:
610C
->510B + +10e
b.
Penangkapan
Partikel Elektron
Apabila inti menangkap elektron,
umumnya ditangkap dari kulit elektron yang terdekat yaitu kulit K. Elektron
tersebut akan bergabung dengan proton menjadi neutron.
+11p +
-10e ->01n
Penangkapan elektron oleh inti atom
akan menyebabkan nomor atom berkurang satu, tetapi nomor massa tetap.
47Be
+ -10e ->37Li
1940K
+ -10e ->1840Ar
3.
Nuklida Berat
Nuklida
yang memiliki terlalu banyak proton dan neutron (jumlah proton > 83) atau
nuklida bermassa besar cenderung untuk melepaskan partikel a. Peristiwanya
disebut peluruhan alfa.
Pemancaran sinar a oleh sebuah inti
atom menyebabkan nomor atom berkurang dua dan nomor massa berkurang empat.
Contoh:
92238U
->90234Th + 24He
84212Po
->82208Pb + 24He
2.2 ENERGI IKAT INTI STABIL
Hukum kekekalan adalah aturan dasar yang berlaku pada
sifat khas materi yang selalu kekal (meskipun tidak selalu mutlak), bilamana
gaya dasar bekerja pada partikel dasar. Ada tiga macam hokum kekekalan, yaitu :
a.
Kekekalan Massa dan Energi
Untuk
perubahan:
|
|
Menurut Hukum
Kekekalan Massa dan Energi
m1c2 + E1 = m2c2
+ E2
b.
Kekekalan Muatan Listrik
Massa total
dari system tidak berubah jika terjadi antaraksi antar partikel. Misalkan : Ag+ + Cl- → AgCl(s)
“Jumlah muatan sebelum dan sesudah reaksi
adalah sama”
c.
Kekekalan Jumlah Nukleon
Tidaklah benar
bila kita mengatakan bahwa massa penyusun inti atom hanya terdiri dari proton
dan neutron saja. Lebih dari yang kita pelajari, sebenarnya inti atom tersususn
dari banayak partikel dan tidak hanya tersusun dari dua partikel saja (proton
dan neutron). Partikel lainnya yang menyusun inti atom misalnya deutrino.
“Jumlah Nukleon dalam reaksi nuklir
selalu tetap”
Energi yang setara dengan
hilangnya massa untuk suatu nuklida tertentu disebut energi ikat inti.Sedangkan
menurut Einstein, energi ikat inti adalah selisih antara massa inti dengan
massa penyusun inti yang diubah menjadi energi.
Apabila kita memiliki isotop dengan jumlah proton sebanyak Z dan
sejumlah neutron sebanyak (A - Z), maka menurut perhitungan, massa inti
seharusnya sebesar [Zmp
+ (A – Z)mn - mi]
dengan mp dan mn masing-masing adalah massa proton dan
massa neutron, sedangkan mi adalah massa inti atom. Akan tetapi
berdasarkan hasil pengukuran denagn spektrometer massa diperoleh bahwa massa
inti lebih kecil dari jumlah massa partikel pembentuk inti. Berdasarkan hokum
kesetaran massa-energi Einstein, berkurangnyya massa inti atom, yang disebut
defek massa, karena diubah menjadi energy ikat. Defek massa dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan:
∆m = [Zmp + (A –
Z)mn - mi] …..(2.2.1)
Energi ikat inti dapat dihitung berdasarkan hokum kesetaraan
massa-energi Einstein, yaitu:
E = ∆mc2 .….(2.2.2)
Dengan c adalah kecepatan cahaya (c
= 3 x 108 m/s). Untuk keperluan
praktis biasanya defek massa (∆m) dinyatakan dalam satuan sma dan energi (E)
dalam satuan MeV dengan kesetaraan 1 sma
= 931,5 MeV. Oleh karena itu,
persamaan (1 – 2) dapat ditulis menjadi:
E = ∆m x
931,5 Mev/sma …..(2.2.3)
Sehingga rumus
energi ikat inti atom dapat dituliskan :
B(A,Z) = (ZmH + Nmn– M(A,Z)) c² .....(2.2.4)
Gambar 2.2
Eneri Ikat per Nukleon
2.3 RUMUS EMPIRIS WEISZACKER
Massa inti atom
M (A,Z) dapat dihitung dengan mengumpamakan inti atom sebagai suatu tetes zat
cair (liquid drop) berdasarkan model Bohrn, dengan menggunakan asumsi dasar
sebagai berikut :
1.
Inti dianggap
terdiri dari zat yang tak termampatkan sehingga jari-jarinya berbanding lurus
dengan
2.
Gaya inti tak
bergantung pada muatan nukleon
3.
Gaya Inti
mempunyai sifat jenuh
M(A,Z) = M₀ + M₁ + M₂ + M₃ + M₄ + M₅ (2.3.1)
Dihitung satu persatu suku demi suku
dari persamaan (2.3.1)
1.
Faktor Dominan
M₀
= ZMp + NMn +
Zmₑ = ZMh + NMn (2.3.2)
Energi ikat elektron dengan proton dalam atom H diabaikan.
2.
Energi Ikat
Spesifik (Energi Volume)
Mo harus dikurangi denganenergi ikat nukleon yang membentuk inti.
Energi ini ekuivalendengan panas kondensasidalam tetes zat cair. Karena B (A,Z)
samadengan tetap maka:
M₁
= -ɑ₁A (2.3.3)
3.
Efek Tegangan
Permukaan
Perhitumgan M₁
terlalu besar, karena diperhitunkan juga nukleon-nukleon yang berada di
permukaan inti samadengan nukleon yang berada di dalam inti. Hal ini perlu
dikoreksi krena nukleon-nukleon yang berada di permukaan hanya berinteraksi
dengan tetangga-tetangganya disebelah dalam saja (efek permukaan). Maka M₁ perlu dikoreksi
dengan faktor yang besarnya berbanding lurus dengan luas permukaan.
M₂
= ɑ₂Aᶺ ⅔ (2.3.4)
4.
Gaya Tolak
Coloumb
Proton-proton di dalam inti saling tolak menolak sehingga
memperkecil gaya ikat atau memperbesar massa inti.
M₃
= ɑ₃Z²/Aᶺ ⅓ (2.3.5)
5.
Efek Pasangan
Telah diketahui bahwa inti-inti menjadi stabilapabila neutron dan
proton berpasangan (N=Z). Massa inti-inti diluar garis N=Z menjadi lebih besar,
sehingga :
M₄
= ɑ₄(A-2Z)²A¯¹ (2.3.6)
6.
Efek Genap
Ganjil
Telah diketahui bahwa inti-inti menjadi sangat stabil apabila
jumlah neutron dan jumlah protonnya genap (inti genap-genap). Jadi perlu
diadakan koreksi sebagai berikut:
Rumus
massa semiempiris Weizsacker :
M(A,Z)=ZMh+NMn-ɑ₁A+ɑ₂Aᶺ⅔+ɑ₃Z²/Aᶺ⅓+ɑ₄(A-2Z)²A¯¹+
(2.3.8)
Dengan :
ɑ₁ =
0,016912 u = 14,0 MeV 1 u =
9311,441 MeV
ɑ₂ =
0,019114 u = 13,0 MeV
ɑ₃ = 0,0007226 u = 0,58 MeV
ɑ₄ =
0,10175 u = 19,3 MeV
ɑ₅ =
0,036 u = 33,5 MeV
Dengan rumus diatas dapat dihitung energi ikat per nukleon sebagai
berikut :
B (A,Z) = B(A,Z) / A (2.3.9)
Sehingga ,
E/A
= ɑ₁ - ɑ₂Aᶺ¯⅓ - ɑ₃Z²/Aᶺ ⁴
̷ ₃ - ɑ₄(A-2Z)²A¯² - (2.3.10)
Rumus pada persamaan (2...) dan (2....) sesuai dengan percobaan
dengan ketelitian <1% untuk A>15. Untuk A<15 dibutuhkan
konstanta-konstanta yang lebih teliti. Rumus Weizsacker dapat dituliskan:
M(A,Z) = αA + βZ +γZ² + δ(A,Z) (2.3.11)
Dengan,
α =
Mn – (ɑᵥ - ɑₐ/4 - ɑs/ )
β = -
ɑₐ - ( Mn - Mh)
γ = (ɑc /
+ ɑₐ/
2.4 PARTIKEL
ELEMENTER
Atom yang menyusun
tubuh kita, yang membentuk lautan, yang menyusun gunung, ternyata terdiri dari
unsur-unsur yang lebih kecil lagi, yang disebut dengan partikel
dasar atau partikel
elementer. Dengan demikian bisa dikatakan semua benda yang
berada di alam ini tersusun dari partikel-partikel elementer. Dewasa ini lebih dari 30 buah partikel dan partikel elementer yang
berusia panjang telah terdeteksi secara esperimental. Sebuah partikel memiliki
massa dan spin yang sama seperti yang dimiliki partikel yang berkaitan, tetapi
sifat-sifat elektro magnet keduanya, seperti muatan dan moment magnetnya,
saling berlawanan.
Berdasarkan interaksi kuat, partikel digolongkan menjadi lepton dan
hadron. Lepton merupakan partikel yang tidak berinteraksi kuat, contoh :
elektron dan netrino. Sedangkan hadron merupakan partikel yang dapat
berinteraksi kuat, contoh: nokleon. Hadron dapat dibagi lagi berdasarkan
perilaku statiknya (fermion atau boson) yaitu, meson dan barion. Meson
merupakan hadron yang berspin bulat (boson), contoh : pion (π),
kaon (K). Barion merupakan hadron yang berspin kelipatan ganjil dari setengah
(fermion), contoh : nukleon, partikel lambda (λ), sigma (Ʃ), dan omega(Ω).
Menurut para ilmuwan, semua materi di alam semesta ini tersusun atas 12 partikel elementer yang
tidak dapat dibagi-bagi lagi. Partikel-partikel tersebut dianggap tidak
mempunyai struktur lagi, sehingga dianggap berbentuk seperti titik. Ada dua
keluarga partikel elementer tersebut, yaitu keluarga lepton dan keluarga quark.
Masing-masing keluarga memiliki 6 anggota. Sebagian besar materi di bumi
tersusun atas dua jenis quark, yaitu up dan down, serta satu
jenis lepton, yaitu elektron. Quark up dan quark down akan menyusun proton dan
neutron di dalam inti atom, dan elektron akan mengorbit di sekitar inti
atom. Partikel-partikel elementer yang lain biasanya ditemukan di lingkungan
yang berenergi tinggi, tidak di kehidupan kita sehari-hari.
Data singkat mengenai anggota keluarga lepton dapat kita lihat di Tabel
1. Pada tabel tersebut tampak bahwa lepton juga dibedakan menjadi 3 jenis
(kalau istilah fisikanya adalah 3 generasi) yang masing-masing beranggotakan
dua partikel. Selanjutnya dapat dilihat pula bahwa partikel keluarga lepton
mempunyai muatan listrik yang negatif (untuk elektron, muon dan tau) atau
netral (untuk setiap neutrino). Massa partikel dalam hal ini dinyatakan dalam
satuan energi. Massa dalam dunia subatom dapat dikonversi menjadi energi, dan
saya yakin pembaca sudah mengenal rumusan Einstein yang terkenal
artinya jika kita
mengalikan massa partikel dengan bilangan konstan , kita akan mendapatkan energi yang dikandung oleh massa partikel
tersebut dan besarnya dicantumkan di Tabel 1.
Kolom terakhir pada Tabel 1 menampilkan data tentang
antipartikel. Setiap partikel selalu mempunyai antipartikel. Jika
partikel bertemu dengan antipartikel, akan terjadi anihilasi. Artinya kedua
partikel tadi akan hilang dan berubah menjadi energi. Antipartikel dari
elektron disebut dengan positron. Massa positron sama dengan massa elektron,
akan tetapi muatan listriknya berlawanan, yaitu positif. Demikian pula untuk
neutrino elektron dijumpai pula antipartikelnya yaitu antineutrino elektron.
Satu hal lagi yang perlu diperhatikan bahwa partikel-partikel yang tergolong
dalam keluarga lepton selalu berdiri sendiri atau tidak berpasangan dengan
partikel lain.
Keluarga kedua
dari partikel elementer adalah quark yang terdiri dari 6 anggota (atau kalau
dalam istilah fisika dikenal dengan “rasa”), yaitu up, down, strange,
charm, bottom dan top. Tabel 2 di bawah menampilkan informasi
singkat mengenai quark.
Tampak bahwa quark memiliki muatan listrik yang bernilai pecahan, yaitu
1/3 atau 2/3. Quark rasa down, strange dan top mempunyai
muatan sebesar -1/3, dan quark rasa up, charm dan top
mempunyai muatan sebesar 2/3. Masing-masing quark mempunyai pasangan
antipartikel, yaitu antiquark, yang muatan listriknya berlawanan tandanya
dengan quark bersangkutan. Misalnya antidown (antipartikel dari
quark down) punya muatan 1/3, dan anticharm
(antipartikel dari quark charm) punya muatan listrik -2/3.
Selain muatan listrik, quark juga mempunyai sifat intrinsik lain, yang
disebut dengan muatan “warna”. Perlu diperhatikan, warna di sini bukanlah warna
seperti yang kita ketahui, tapi hanya sekedar penamaan saja. Muatan warna ini
ada tiga, yaitu merah, biru dan hijau. Setiap quark memiliki satu warna, misal
quark down merah. Setiap antiquark juga memiliki satu antiwarna, misal
antiquark antidown antimerah.
Berbeda dengan partikel keluarga lepton, partikel quark akan selalu
berpasangan dan membentuk partikel komposit. Ada dua jenis partikel komposit
ini yaitu yang tergolong ke dalam baryon dan tersusun atas tiga buah
quark, dan yang tergolong ke dalam meson dan tersusun atas dua buah
quark (atau tepatnya pasangan quark dan antiquark). Tabel 3 di bawah
menampilkan beberapa partikel komposit. Partikel komposit sebenarnya yang telah
diketahui sampai dengan saat ini jumlahnya banyak.
Sebagai contoh, dari tabel di atas, proton yang merupakan baryon
merupakan gabungan dari tiga buah quark yaitu up-up-down,
neutron yang juga baryon merupakan gabungan dari quark down-down-up.
Sementara itu untuk partikel pion positif yang termasuk dalam meson,
merupakan gabungan dari quark up dan antiquark down. proton
yang tersusun atas quark up-up-down. Quark up mempunyai
muatan 2/3 dan quark down bermuatan -1/3. Oleh karena itu muatan
listrik proton menjadi 2/3 + 2/3 + (-1/3) = 1. Sedangkan Neutron terdiri dari quark down-down-up,
jadi muatan listrik neutron menjadi (-1/3) + (-1/3) + 2/3 = 0 alias netral.
Massa quark up adalah antara 1,5 sampai 4,5 MeV. Misal diambil
nilai atasnya saja yaitu 4,5 MeV. Lalu massa quark down adalah 8,5 MeV
(di ambil nilai atasnya juga). Jadi massa tiga quark up-up-down = 4,5
+ 4,5 + 8,5 = 17,5 MeV. Tapi Tabel 3 menampilkan massa proton sebesar 938,3
MeV, mempunyai perbedaan yang sangat besar.
Karena sesama quark di dalam proton akan terjadi interaksi yang
melibatkan partikel yang disebut gluon, yang meskipun tidak mempunyai
massa tetapi mempunyai energi yang tinggi, sehingga menambah massa proton.
Selain materi, di alam ini juga
ada gaya atau force, yaitu suatu pengaruh yang menyebabkan suatu
obyek atau benda akan mengalami perubahan, entah itu perubahan bentuk, arah,
kecepatan, dan sebagainya. Ada banyak gaya yang ada di alam ini, akan tetapi
kesemuanya itu berasal dari gaya-gaya fundamental. Ada empat gaya fundamental,
yaitu gaya gravitasi, gaya lemah, gaya elektromagnet dan gaya kuat.
Gaya gravitasi
selalu kita rasakan. Andaikata tidak ada gravitasi kita tidak akan bisa
berdiri, berjalan, duduk, dan beraktivitas di muka bumi ini. Juga kita tidak
akan melihat bagaimana indahnya bulan purnama, karena bulan akan pergi
bergentayangan dan tidak mengorbit bumi. Gaya elektromagnet juga sudah
biasa kita rasakan. Adanya tarik-menarik pada benda bermagnet, kompas yang
dapat menunjukkan arah utara-selatan, nyala lampu listrik yang kita nikmati
setiap malam, bahkan indahnya bulan purnama pun bisa kita nikmati karena adanya
gelombang elektromagnetik yang mengenai sel-sel di mata kita. Gaya lemah
dan gaya kuat sangat terkait dengan fenomena yang ada di atom dan inti atom,
sehingga jarang (atau tidak secara langsung) kita rasakan.
Dari sisi kekuatan dan jangkauan gaya tersebut, bisa kita katakan bahwa
gaya gravitasi merupakan gaya yang paling lemah akan tetapi jangkauannya
panjang sekali. Sebaliknya gaya kuat merupakan gaya yang paling besar akan
tetapi jangkauannya paling pendek. Dari sudut pandang partikel, gaya merupakan
cara partikel-partikel elementer untuk berinteraksi dengan sesamanya. Ketika
berinteraksi, partikel elementer tersebut saling menukarkan partikel sehingga
dihasilkan gaya. Artinya ketika partikel elementer berinteraksi dengan
menukarkan partikel yang membawa gaya elektromagnet, maka akan muncul gaya
elektromagnet. Demikian pula jika partikel menukarkan partikel yang membawa
gaya kuat, maka akan muncul gaya kuat.
Analogi dari partikel pembawa gaya ini mungkin dapat diilustrasikan
seperti di bawah ini. Ada dua orang yang berdiri di kolam es. Satu orang
menjulurkan tangannya dan akan terdorong ke belakang, orang yang satunya lagi
akan mengambil benda yang tidak kelihatan dan juga terdorong ke belakang.
Meskipun kita tidak melihat adanya bola, kita dapat menganggap orang tersebut
melempar bola ke orang yang lain karena kita melihat pengaruhnya terhadap orang
tersebut. (klik di gambar bola di bawah untuk menampilkan bola di animasi
tersebut).
Tabel 4 di bawah
ini menampilkan partikel-partikel yang membawa gaya.
Tabel 4. Data
partikel pembawa gaya
HUKUM-HUKUM KEKEKALAN
Semua reaksi dan peluruhan partikel elementer
tampaknya mematuhi hukum-hukum kekekalan dan aturan-aturan tertentu. Termasuk
di dalamnya hukum-hukum kekekalan yang lazim bagi:
a. Energi massa
b. Momentum linear
c. Momentum sudut(spin)
d. Muatan
Yang berlaku untuk semua interaksi, apakah
prosesnya berlangsung dibawah interaksi kuat, lemah atau gravitasi.
Perbedaan hukum kekekalan muatan dari yang lainnya bukan hanya terletak
pada kenyataan bahwa muatan adalah kekal, tetapi juga bahwa muatan
terkuantisasi dalam satuan e, yakni muatan elektron. Kekekalan muatan
terkuantisasi dapat diungkapkan dengan menetapkan suatu bilangan kuantum
muatan, Ԅ = muatan/e , untuk setiap partikel. Dalam suatu reaksi nilai awal dan
akhir Ԅ total dengan demikian akan sama.
Sebagai contoh dalam reaksi produksi anti proton.
p
+ p p + p +p + p̄
Ԅ= + 1 + 1 = + 1 + 1 + 1 – 1
a. Kekekalan Lepton
Beberapa hukum kekekalan atau aturan seleksi lainnya dapat berlaku pula
pada bilangan-bilangan kuantum lainnya, seperti halnya bilangan lepton (lepton
number). Bilangan ini didefinisikan bernilai L=+1 untuk partikel-partikel
lepton, L= -1 untuk antipartikel lepton, dan L=0 untuk partikel-partikel yang
lain. Bilangan lepton untuk elektron dan netrininya (vₑ) dan juga bilangan
lepton untuk meson –μ dan neutrinonya (vμ), masing-masing , secara terpisah,
adalah kekal dalam semua proses.
μ
eˉ + v̄ₑ + vμ
Lμ: +
1= 0 + 0 + 1
Lₑ : 0 = + 1 – 1 + 0
K˚ μᶧ +
eˉ + v̄ₑ
Lₑ : 0 = 0
+ 1 – 1
b. Kekekalan Barion
Begitupula bilangan barion (baryon number). B , didevinisikan bernilai +1
untuk partikel-partikel barion, -1 untuk antipartikel barion, dan 0 untuk semua
partikel yang lain. Untuk proses peluruhan atau reaksi apa saja, bilangan
barion total ini juga kekal. Contoh – contoh hukum kekekalan ini adalah:
n p + eˉ + v̄ₑ
B: +1 = +1 + 0 + 0
Kˉ + p Ʌ˚
+ πᶧ + πˉ
B: 0 + 1 = 1 + 0
+ 0
BAB III
PENUTUP
3.1
KESIMPULAN
Dari penulisan makalah ini dapat disimpulkan bahwa:
1.
inti stabil adalah inti yang tidak
dapat secara spontan meluruh atau berubah, definisi kestabilan yang lebih
mengkhusus adalah kemampuan inti meluruh dengan jenis peluruhan tertentu.
2.
Energi yang
setara dengan hilangnya massa untuk suatu nuklida tertentu disebut energi
ikat inti, sedangkan menurut Einstein, energi ikat inti adalah selisih antara
massa inti dengan massa penyusun inti yang diubah menjadi energy, sehingga rumus energi ikat dapat dituliskan:
B(A,Z) = (ZmH + Nmn– M(A,Z)) c².
3.
Rumus massa
semiempiris Weizsacker :
M(A,Z)=ZMh+NMn-ɑ₁A+ɑ₂Aᶺ⅔+ɑ₃Z²/Aᶺ⅓+ɑ₄(A-2Z)²A¯¹+
4.
Partikel dasar atau partikel elementer adalah
unsur yang lebih kecil lagi daripada atom. Ada dua keluarga
partikel elementer tersebut, yaitu keluarga lepton dan keluarga quark.
Masing-masing keluarga memiliki 6 anggota. Sebagian besar materi di bumi
tersusun atas dua jenis quark.
3.2 SARAN
Alhamdulillah kami telah menyelesaikan makalah
ini. Mohon kritik dan saran yang membangun, jika ada kesalahan yang kami
perbuat dalam penulisan makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Chang,Raymond.
2003. Kimia Dasar Konsep – konsep Inti Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
Fachrudin,
Imam. 2014. Mengenal Fisika Nuklir. Departemen Fisika. Universitas
Indonesia.(Diakses tanggal 28 Maret 2015).
Fitriani, Nur. 2011. Kestabilan Inti.
Bogor : Universitas Jendral Sudirman. (Diakses tanggal 28 Maret 2015).
Gautreau,
Ronald dan William Savin.1995.Fisika Modern.Jakarta:Erlangga.
Sukri.
1999. Kimia Dasar III. Bandung : ITB.
Wiyatmo,
Yusman.2006.Fisika Nuklir dalam Telaah Semiklasik dan Kuantum.
Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar